Shalom saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus.
Kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai setiap orang tua dalam menjalankan peran mulianya.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita sering mendengar pepatah bahwa "Anak adalah cerminan orang tua." Pepatah ini mengandung makna yang dalam dan sering kita temui.
Ada juga pepatah lain yang mengatakan, "Buah jatuh tidak jauh dari pohon." Artinya, anak akan mengikuti apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang tuanya. Meskipun tidak selalu sama persis, karena setiap anak memiliki cara sendiri dalam memahami dan meniru perkataan serta perbuatan orang tuanya.
Yang perlu kita ingat adalah, di setiap langkah kecil kita, ada mata yang melihat, telinga yang mendengar, dan hati yang belajar.
Anak-anak tidak hanya membutuhkan nasihat, tetapi juga contoh nyata dari kita, orang tua mereka. Sudahkah kita menjadi teladan yang ingin mereka tiru?
Teladan dalam Kejujuran
"Bibir dusta adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya."
- Amsal 12:2
Pernahkah anakmu berbohong? Jika iya, siapa yang mengajarinya? Pertanyaan ini bisa kamu jawab dalam hati.
Kejujuran adalah nilai utama yang diajarkan Alkitab sebagai dasar kehidupan orang percaya. Amsal 12:22 mengingatkan kita bahwa Tuhan mencintai orang-orang yang hidup dalam kebenaran.
Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk menjadikan kejujuran bukan hanya sebagai ajaran, tetapi juga sebagai gaya hidup yang nyata dalam keseharian.
Anak-anak yang melihat orang tuanya hidup dengan kejujuran akan belajar bahwa berkata benar adalah hal yang mulia di hadapan Tuhan dan sesama.
Ketika orang tua berkata dan bertindak dengan jujur, mereka memberikan rasa aman kepada anak-anaknya. Anak akan merasa percaya bahwa orang tua mereka tidak hanya memberikan nasihat, tetapi juga mempraktikkan apa yang mereka ajarkan.
Dalam dunia yang sering memutarbalikkan kebenaran, kejujuran orang tua menjadi teladan yang berharga bagi anak-anak untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
Alkitab juga mengingatkan kita akan pentingnya konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Dalam Matius 5:37, Yesus berkata, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak."
Anak-anak adalah pengamat yang cermat, mereka akan cepat mengenali jika orang tua mereka bersikap munafik atau tidak konsisten.
Kejujuran yang dijalankan orang tua adalah bentuk ketaatan kepada Tuhan. Hidup dalam kebenaran bukan hanya mendidik anak-anak menjadi pribadi yang baik, tetapi juga membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan yang menghargai kejujuran dan kebenaran.
Teladan dalam Kesabaran
"Orang yang sabar meredakan pertengkaran, tetapi orang yang pemarah membangkitkan amarah."
- Amsal 15:18
Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang diajarkan dalam Alkitab dan menjadi kualitas penting yang harus dimiliki setiap orang tua.
Kesabaran merupakan cara terbaik untuk membangun suasana keluarga yang damai dan penuh kasih.
Sebagai orang tua, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mendidik anak, seperti menghadapi kenakalan, kesalahan, atau kebiasaan anak yang belum sempurna.
Dalam setiap situasi ini, kesabaran mengajarkan kita untuk menahan amarah dan memilih cara yang bijaksana dalam mendidik mereka.
Melalui kesabaran, orang tua memberikan teladan bagaimana menghadapi masalah dengan kepala dingin.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan di mana orang tuanya sabar akan belajar untuk tidak mudah marah dan lebih mampu mengontrol emosinya.
Kesabaran juga mengajarkan kita untuk memberikan waktu bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang sesuai dengan kecepatan mereka. Tidak semua anak bisa langsung memahami sesuatu atau melakukan hal dengan benar pada percobaan pertama.
Kesabaran sebagai orang tua adalah bentuk ketaatan kepada Tuhan. Kita belajar bersabar karena Tuhan juga sabar kepada kita.
Dalam Mazmur 103:8, dikatakan bahwa Tuhan penuh kasih karunia dan panjang sabar. Ketika kita sabar kepada anak-anak kita, kita meniru sifat Tuhan yang selalu mengasihi, memaafkan, dan memberikan kesempatan baru kepada umat-Nya.
Teladan dalam Kedisiplinan
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."
- Amsal 22:6
Kedisiplinan adalah bagian penting dari peran orang tua dalam mendidik anak-anak, dan Alkitab memberikan banyak panduan mengenai hal ini.
Kedisiplinan bukan sekadar mengajarkan aturan, tetapi membentuk karakter anak agar mereka memahami nilai tanggung jawab dan menjalani hidup dengan terarah.
Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk membimbing anak-anak dengan kasih dan ketegasan, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang matang dan takut akan Tuhan.
Disiplin yang sehat dimulai dari konsistensi. Anak-anak membutuhkan batasan yang jelas dan teguh, sehingga mereka memahami mana yang benar dan mana yang salah.
"Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita, tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya."
- Ibrani 12:11
Namun, penting bagi orang tua untuk mendisiplinkan anak dengan kasih, bukan dengan kemarahan.
Dalam Efesus 6:4, Alkitab menasihati, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."
Kedisiplinan yang keras tanpa kasih dapat melukai hati anak dan menciptakan jarak emosional. Sebaliknya, disiplin yang penuh pengertian mengajarkan mereka bahwa aturan diberikan bukan untuk menghukum, tetapi untuk melindungi dan mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan.
Kedisiplinan adalah bagian dari panggilan orang tua untuk membimbing anak-anak mereka menuju kehidupan yang memuliakan Tuhan.
Teladan dalam Kasih
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
- 1 Korintus 13:4-7
Kehangatan dan kasih sayang adalah dua aspek yang sangat penting dalam hubungan orang tua dan anak, yang tercermin dalam banyak ajaran Alkitab.
Kasih yang tulus dan penuh perhatian bukan hanya memberikan rasa nyaman bagi anak-anak, tetapi juga membangun rasa aman dan percaya diri dalam diri mereka.
Kasih sayang orang tua menciptakan suasana yang positif dan mendukung, di mana anak-anak merasa diterima, dihargai, dan tidak takut untuk berbuat kesalahan.
Kehangatan dalam keluarga sangat penting karena memberikan landasan emosional yang kokoh bagi perkembangan anak. Anak-anak yang merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya cenderung tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.
Dengan memberikan kasih sayang yang konsisten, orang tua menolong anak-anak untuk merasa dihargai dan dilindungi, yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk belajar mencintai dan menghormati orang lain.
Kasih sayang yang tulus dari orang tua adalah teladan bagi anak-anak untuk memahami kasih Tuhan yang tanpa syarat.
1 Yohanes 4:19 "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
Ketika orang tua menunjukkan kasih yang tak terbatas kepada anak-anak, itu mencerminkan kasih Tuhan yang selalu mengasihi kita tanpa memandang kesalahan kita.
Teladan dalam Ketaatan
Ketaatan kepada Tuhan adalah landasan utama dalam kehidupan orang percaya, dan hal ini juga menjadi teladan yang sangat penting bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka.
Yohanes 14:15 "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
Ketaatan kepada Tuhan bukan hanya tentang mematuhi hukum-Nya, tetapi juga tentang hidup dengan integritas, mengikuti kehendak-Nya dalam segala hal.
Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk menunjukkan kepada anak-anak kita bahwa ketaatan kepada Tuhan adalah hal yang utama dalam kehidupan, dan itulah yang seharusnya menjadi fondasi dari segala tindakan dan keputusan kita.
Sebagai orang tua, kita mengajarkan anak-anak kita untuk menaati Tuhan dengan cara menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua, sehingga ketaatan orang tua kepada Tuhan akan terlihat dalam cara kita berdoa, beribadah, dan menjalani hidup menurut ajaran Alkitab.
Ketaatan kepada Tuhan mengarah pada kehidupan yang penuh kedamaian dan kebijaksanaan, karena kita tahu bahwa segala keputusan yang kita ambil, apabila selaras dengan kehendak Tuhan, akan membawa berkat dan perlindungan-Nya.
Pada akhirnya, ketaatan kepada Tuhan adalah bukti dari kasih kita kepada-Nya, dan itu juga yang akan diwariskan kepada anak-anak kita.
Dalam Matius 6:33, Yesus mengajarkan kita untuk mencari dahulu kerajaan Tuhan dan kebenarannya, dan segala sesuatu yang kita butuhkan akan diberikan kepada kita.
Dengan menjadi orang tua yang taat kepada Tuhan, kita mengajarkan anak-anak kita untuk menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan mereka.
Terpujilah Tuhan Yesus dalam kemuliaanNya yang kekal. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Penulis : Noldi Krisandi