Shalom saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.
Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera dari Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua.
Dalam perjalanan iman kita, seringkali kita menghadapi berbagai proses yang tidak mudah dipahami. Ada masa-masa di mana kita bertanya, "Mengapa harus melalui jalan ini, Tuhan? Mengapa prosesnya begitu panjang? Mengapa rasanya begitu sakit?"
Hari ini, mari kita belajar untuk tetap percaya dalam proses Tuhan. Seperti Yesus yang dengan setia memikul salib-Nya, kita pun dipanggil untuk percaya bahwa setiap proses yang Tuhan izinkan memiliki tujuan yang indah.
Tuhan yang Memulai akan Menyelesaikan
Salah satu janji yang paling menghibur dalam proses kehidupan kita adalah kepastian bahwa Tuhan tidak setengah-setengah dalam bekerja:
"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."
- Filipi 1:6
Tuhan tidak pernah memulai sesuatu tanpa rencana untuk menyelesaikannya. Proses yang kita alami bukanlah tanda bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi justru bukti bahwa Dia sedang aktif bekerja dalam hidup kita.
Seperti seorang pemahat yang perlahan-lahan membentuk sebuah patung dari batu marmer, Tuhan dengan sabar dan penuh ketelitian membentuk kita. Setiap pukulan pahat, setiap gesekan amplas—semuanya memiliki tujuan untuk mengeluarkan keindahan yang tersembunyi di dalamnya.
Ketika proses terasa berat, ingatlah: Tuhan tidak sedang menghancurkanmu, Dia sedang membentukmu.
Segala Sesuata Bekerja untuk Kebaikan
Kita seringkali memandang proses hanya dari sudut pandang sementara, tetapi Tuhan melihat dari perspektif kekal:
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."
- Roma 8:28-29
Perhatikan tujuan akhir dari segala proses yang Tuhan izinkan: menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Setiap kesulitan, setiap pencobaan, setiap penantian—semuanya bekerja untuk membentuk karakter Kristus dalam hidup kita.
Proses Tuhan tidak selalu nyaman, tetapi selalu diperlukan. Tidak selalu mudah, tetapi selalu bermakna. Tidak selalu cepat, tetapi selalu tepat waktu.
Iman yang Diuji Menghasilkan Ketekunan
Yakobus memberikan perspektif yang unik tentang proses dan pencobaan:
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."
- Yakobus 1:2-4
Tuhan mengizinkan proses dalam hidup kita bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membangun ketekunan. Ketekunan inilah yang kemudian menghasilkan buah kedewasaan rohani.
Bayangkan seorang atlet yang sedang berlatih. Proses latihan yang berat, repetitif, dan melelahkan bukanlah hukuman, tetapi persiapan untuk kemenangan. Demikian pula proses rohani yang kita alami mempersiapkan kita untuk warisan kekal yang Tuhan sediakan.
Jangan sia-siakan prosesmu. Setiap tahap, setiap pelajaran, setiap kemenangan kecil—semuanya adalah bagian dari pembentukan karakter ilahi dalam hidupmu.
Penderitaan Ringan yang Sementara vs Kemuliaan Kekal
Rasul Paulus memberikan kita perspektif yang benar tentang penderitaan dan proses:
"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
- 2 Korintus 4:17-18
Paulus menyebut penderitaannya sebagai "ringan" dan "sementara" dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang menantinya. Ini bukan berarti penderitaannya tidak nyata atau tidak sakit, tetapi dia memiliki perspektif kekal.
Ketika kita fokus pada yang kelihatan—kesulitan, rasa sakit, ketidaknyamanan—proses terasa sangat berat. Tetapi ketika kita memfokuskan mata pada yang tak kelihatan—tujuan Tuhan, karakter Kristus, kemuliaan kekal—kita mendapatkan kekuatan untuk bertahan.
Ubahlah fokusmu, ubahlah perspektifmu. Lihatlah setiap proses sebagai investasi untuk kekekalan.
Seperti Tanah Liat di Tangan Penjunan
Yesaya memberikan gambaran yang indah tentang hubungan kita dengan Tuhan dalam proses pembentukan:
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."
- Yesaya 64:8
Sebagai tanah liat, kita memiliki dua pilihan dalam proses pembentukan:
Tanah Liat yang Keras
- Melawan proses pembentukan
- Tidak fleksibel di tangan Penjunan
- Harus dihancurkan dan dibasahi ulang
- Proses menjadi lebih menyakitkan
Tanah Liat yang Lembut
- Berserah pada proses pembentukan
- Fleksibel di tangan Penjunan
- Mudah dibentuk sesuai kehendak-Nya
- Proses berjalan dengan lancar
Pilihan ada di tangan kita: apakah kita akan menjadi tanah liat yang lembut dan berserah, atau tanah liat yang keras dan melawan? Ingatlah, Penjunan kita tahu persis apa yang Dia buat. Dia tidak pernah membuat kesalahan.
Tetap Percaya Meski Tidak Mengerti
Ada masa-masa dalam proses di mana kita sama sekali tidak mengerti apa yang Tuhan lakukan. Dalam momen-momen seperti inilah iman kita diuji.
Seperti Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya, dipenjara karena fitnah, tetapi akhirnya memahami bahwa "Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu sehingga sisa yang besar kamu lepaskan." (Kejadian 45:7)
Yusuf tidak mengerti prosesnya ketika dia berada di dalamnya. Butuh bertahun-tahun baginya untuk melihat gambaran besarnya. Demikian pula dengan kita, kita mungkin tidak mengerti proses yang kita jalani sekarang, tetapi kita dapat percaya bahwa Tuhan sedang bekerja untuk kebaikan kita.
Kunci Tetap Percaya dalam Proses:
- Ingatlah karakter Tuhan - Dia baik, setia, dan mengasihimu
- Pegang janji-janji-Nya - Baca dan renungkan Firman Tuhan setiap hari
- Bersyukur dalam segala hal - Ucapan syukur mengubah perspektif
- Berbagi dengan komunitas - Jangan menjalani proses sendirian
- Tetap melayani - Fokus pada orang lain dapat menguatkanmu
Hasil Akhir yang Indah
Saudaraku, proses mungkin terasa berat, tetapi hasil akhirnya indah. Setiap tetes air mata, setiap doa yang tidak terjawab, setiap penantian yang panjang—semuanya sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagimu.
Tuhan tidak sedang menghukummu melalui proses yang kau alami. Dia sedang membentukmu, memurnikanmu, dan menyiapkanmu untuk warisan yang jauh lebih besar dari yang dapat kau bayangkan.
Seperti emas yang dimurnikan dalam api, seperti permata yang dipotong dan diasah, seperti anggur yang diperas untuk menghasilkan minuman yang nikmat—demikianlah hidup kita di tangan Tuhan.
Percayalah dalam proses-Nya. Berserahlah dalam pembentukan-Nya. Miliki pengharapan dalam janji-janji-Nya.
Tuhan tidak pernah terlambat. Dia tidak pernah membuat kesalahan. Dan Dia tidak pernah berhenti mengasihimu, bahkan dalam proses yang paling sulit sekalipun.
Tuhan Yesus Memberkati.
Penulis : Noldi Krisandi